Siantar — Deretan pepohonan yang rindang yang selama ini menjadi pembatas lajur Jalan Letda Usmansjah Saragih (penghubung Jalan Medan dan Terminal Tanjung Pinggir), telah ditebangi dan di atasnya berlangsung proyek kontruksi dengan batu bata dan semen, yang disusun memanjang setinggi sekitar setengah meter, Kamis (22/12/2022).
Beberapa warga memperkirakan proyek itu merupakan pembangunan taman jalan dengan cor beton. Namun mereka tak bisa memastikannya, karena ketiadaan plang proyek di lokasi tersebut.
Beberapa warga yang ditemui mengaku sangat tidak suka dengan konsep pembangunan pemko tersebut. Pasalnya, pepohonan yang rindang yang ada sebelumnya dinilai jauh lebih indah dan bernilai, baik secara estetika, dibandingkan dengan taman beton yang sedang dibangun yang diperkirakan juga tidak akan bertahan lama tersebut.
“Banyak sekali kerugian dari sini, gak tahu kita apa yang ada di pikiran Pemko ini,” ungkap Purba, salah seorang warga.
Menurutnya, bahkan anak SMP pun memahami jika deretan pepohonan yang ada sebelumnya jauh lebih bermanfaat karena bisa menjadi peredam kebisingan, peneduh, pencegah polusi, serta bersahabat dengan lingkungan.
“Ini sekarang jadi kayak bak sampah bertekstur di tengah jalan yang dibangun,” imbuhnya.
Sementara salah seorang pembaca isiantar.com menilai jika proyek tersebut seolah menggambarkan bahwasanya Pemko sama sekali tidak memiliki konsep pembangunan, dan juga sama sekali tidak peduli dengan program kesehatan yang nyata.
Pasalnya, beberapa tahun belakangan telah terpublikasi dengan luas bahwasanya di lokasi tersebut sering kebanjiran. Yang bahkan tanpa ada pun hujan yang turun, tetap ada genangan air yang tinggi di badan jalan. Maka itu, normalnya yang seharusnya dipikirkan Pemko adalah membangun drainase atau parit di lokasi tersebut, bukan justru menebangi pohon lalu mendirikan bak-bak beton. [**]