Siantar — Sejumlah masyarakat Kota Siantar mengaku terkejut dan keberatan oleh adanya kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang lebih dari 2.000 persen. Kenaikan itu dinilai tidak wajar, sekalipun pada kondisi normal, atau di luar situasi pandemi.
Seorang warga menuturkan, NJOP tanahnya yang terletak di Kelurahan Kahean, Kecamatan Siantar Martoba, sebelumnya ditetapkan sebesar Rp 200.000 per meter. Namun oleh adanya kenaikan di tahun 2021 ini, NJOP tanahnya tersebut ditetapkan menjadi Rp 4.605.000 per meter, atau mengalami kenaikan lebih dari 2.000 persen.
“Ini sudah gak masuk akal, emang siapa mau beli tanahku itu empat juta enam ratus ribu per meter?” Ungkap warga ini, yang baru mengetahui kenaikan tersebut setelah dia ke balai kota untuk membayar Pajak Bumi Bangunan (PBB), Kamis (23/4/2021).
Menurutnya, yang akan menjadi masalah serius bagi dirinya akibat kenaikan NJOP yang fantastis tersebut, ada dua hal. Pertama, jika dia berniat menjual tanahnya sesuai NJOP, dia memastikan tanahnya tidak akan laku karena kemahalan. Sementara, jika dia menjual dibawah harga NJOP, dia akan mengalami kerugian besar sebab peraturan kemudian mewajibkannya untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) dari penjualan tanah itu, yang besarnya dihitung berdasarkan NJOP.
Warga lain, yang juga mengaku baru tahu kenaikan itu setelah ke balai kota untuk membayar PBB, juga mengaku sangat terkejut oleh kenaikan yang dinilai sangat tidak rasional itu.
“Gimana kita mau membayar pajak (bumi) yang sementara kalau kita jual tak mungkin harganya semahal itu. Ini udah kayak jadi ‘sapi perahan’ kita dibikin membayar itu,” ujar pria yang juga seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemko Siantar ini.
Pria ini juga mengaku heran oleh tidak adanya sosialisasi sebelum kenaikan NJOP tersebut. Padahal menurutnya, sosialisasi adalah diwajibkan.
“Februari (dan) Maret kemarin juga ke situnya aku (loket pembayaran PBB di gedung BPKD), tapi katanya belum bisa bayar karena sistem komputer orang itu belum siap. Sekarang udah bisa bayar, eh rupanya udah naik 2.000 persen,” ungkapnya kecewa. [nda]