Siantar — “Vitamin” dengan kualitas KW alias kualitas imitasi, dikabarkan menguasai pasar klub malam di kota Pematang Siantar, Sumatera Utara. Vitamin KW yang harga wajarnya Rp 150.000-an tersebut, di klub-klub malam di kota kecil ini dikabarkan laris manis dengan harga Rp 250.000-an per butir.
Vitamin dimaksud adalah narkotika jenis ekstasi.
“Kalau Abang nanti ke sana, bilang aja vitamin, itunya istilah (untuk) ekstasi,” terang salah seorang sumber, menjelaskan seluk-beluk dunia malam di Siantar, pada pertengahan Oktober 2023.
Menurut sumber, sekarang ini “vitamin” merupakan produk yang “wajib” tersedia supaya pengunjung sebuah klub malam tetap ramai. Uniknya, para pengunjung klub malam di kota ini tidak tahu bahwa “vitamin” yang dijual kepada mereka itu adalah yang kualitas rendah, yang dijual dengan harga seolah-olah kualitas terbaik.
“Itu per biji mereka (pengedar) beli harganya Rp 70.000 nya dari pemasok. Tapi mereka jual ke tamu Rp 250.000, kek barang asli,” ungkap sumber sambil terbahak.
Ditanya, bukankah yang marak di klub malam adalah narkoba jenis sabu-sabu seperti yang kerap muncul di media, teman wanita sumber ini menampik. Menurutnya, lokasi pemakaian sabu umumnya adalah di luar klub malam. Seperti di kos-kosan, kontrakan, atau penginapan. Atau di ruang-ruang lain yang aman dari intervensi pihak luar atau publik.
“Kalau di klub itu Bang, ekstasi. Kan ekstasi untuk nambah stamina goyang, untuk joget, bukan sabu,” paparnya.
Tak Cuma Vitamin, Minuman Juga KW
Tidak hanya “vitamin”, minuman keras yang dijual di klub-klub malam menurut sumber juga adalah minuman-minuman yang imitasi atau palsu.
“Yang KW nya itu, Bang,” tukas sumber sambil menyebut salah satu merek. “Tapi mereka jual Rp 1,4 juta per botol, harganya harga barang asli mereka jual, kek ‘vitamin’ tadi,” lanjutnya.
Dengan mimik serius sumber lalu mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan minuman botol tersebut, ada beberapa lokasi di Siantar- Simalungun yang kualitas tuaknya jauh lebih bagus dari minuman-minuman botol klub malam tersebut.
“Di Marihat sana ada dulu tuaknya cuma Rp 3.000 segelas tapi bagus kali. Atau kalau mau Abang ke Tanah Jawa arah Mariah Hombang sana, sama, bagus kali biusnya. Dari pada itu Rp 1,4 juta, KW. Kalau yang asli ya Bang, satu sloki ini aja sudah enak, udah susah Abang berdiri,” ujar sumber sambil menunjuk gelas kopi sanger kecil, lalu kembali terbahak.
Ditanya lebih jauh, dari mana sebenarnya sumber ekstasi-ekstasi yang beredar di kota ini, apakah dari luar kota ataukah sudah diproduksi di kota ini juga, sumber menolak menjawab.
“Ah kalau itu gak ngertilah aku, Bang. Cuma, nanti kalau memang Abang perhatikan, pasti lucu. Adanya di Siantar ini gak jelas kerjanya tapi bill-nya tinggi kali tiap datang. Misalnya ya Bang, kerjanya jualan buah, berapalah itu, tapi bill-nya tiap malam jutaan, tamu istimewa lah. Ah gak ngerti lah aku, Bang,” jawabnya. [nda]
Baca juga:
Spanduk BNN Terkesan Promosi Obat Batuk, Ini Kata Kepala BNNK Siantar
Anggaran Naik, Narkoba Tetap Marak: Kinerja BNN Dipertanyakan