Siantar — Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) yang digelar Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Kota Pematangsiantar pada 29 November – 1 Desember 2021 di sebuah hotel ternama di Berastagi, masih terus menjadi perbincangan masyarakat. Pasalnya, kegiatan yang menelan ratusan juta itu dianggap terlalu menghambur-hamburkan uang masyarakat, di tengah masih sering munculnya narasi pemko yang menyebut bahwa kemampuan keuangan — untuk membangun sektor ril yang dampaknya bisa langsung dirasakan masyarakat — masih rendah.
Apalagi, Bimtek itu seyogianya dapat digelar di Pematangsiantar, di gedung milik pemko sendiri. Untuk meminimalisir beban biaya. Seperti biaya hotel, uang lembur, dan juga uang perjalanan dinas (SPPD).
Dan ternyata, indikasi penghamburan uang masyarakat lewat Bimtek tersebut tak hanya pada aspek biaya hotel, uang lembur, dan perjalanan dinas. Sebab penelusuran isiantar.com menemukan bahwa, belanja sejumlah keperluan lain untuk Bimtek tersebut juga terbilang “deluxe class” jika tak ingin dibilang fantastis.
Semisal, spanduk. Harga spanduk tertera yang untuk dipajang di sekitar lokasi Bimtek tersebut adalah spanduk yang seharga Rp 620ribu per buah. Hingga total biaya spanduk Bimtek di Berastagi tersebut menjadi Rp 1.240.000, karena membelanjakan dua buah spanduk.
Ballpoint, atau pulpen, juga memakai yang harganya Rp 201ribu per lusin. Sehingga total biaya dihabiskan membeli 15 lusin pulpen demi Bimtek tersebut, mencapai Rp 3.017.025.
[nda]