Simalungun — Naiknya anggaran penyelenggaraan Pilkada di Kabupaten Simalungun ternyata tidak berbanding lurus dengan naiknya partisipasi pemilih. Malah sebaliknya, tingkat partisipasi anjlok hingga 10 persen.
Perkara ini merupakan salah satu hasil pemantauan Asosiasi Pengajar Politik dan Kebijakan Publik (APPKP) Kabupaten Simalungun, sebagai salah satu lembaga pemantau resmi yang terdaftar dan terakreditasi dalam Pilkada Simalungun 2024.
“Anggaran KPU Simalungun pada Pilkada tahun 2024 ini sebesar 60 M belum mampu mendorong pemilih bergairah datang ke TPS. Partisipasi pemilih yang datang ke TPS hanya 61,85%. Adapun kecamatan yang tertinggi partisipasi pilih ada di Kecamatan Dolog Masagal sebesar 70,37% dan Terendah partisipasi pemilih di Kecamatan Bandar hanya 50,42%,” papar Ketua APPKP, Adil Saragih, Rabu (4/12/2024)
Menurutnya, spirit kerja sosialisasi yang dilakukan KPU Simalungun masih sekadar formalitas untuk penyerapan anggaran. Belum nampak kreatifitas dalam sosialisasi yang akan dapat menyentuh pemilih. Dan juga, pada sosialisasi-sosialisasi yang telah dilakukan tersebut, belum melibatkan lembaga pemantau pilkada, organisasi keagamaan, lembaga adat, dan juga lembaga nagori dan perguruan tinggi, yang merupakan elemen-elemen yang akan paling berdampak dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi.
“KPU Simalungun lebih melibatkan warga luar Simalungun dalam melakukan kegiatan sosialisasi Pilkada, yang kurang memahami kondisi dan karakter pemilih di Kabupaten Simalungun,” terang Adil.
Pada Pilkada 2020, anggaran Pilkada Kabupaten Simalungun hanya 48 M, dan tingkat partisipasi pemilih saat itu mencapai 71,52 %. (dil/nda)