Siantar — Guna memastikan pasokan sumber air yang berkualitas, perlu dilaksanakan proses kajian untuk mengetahui kondisi suatu Daerah Aliran Sungai (DAS), serta potensinya sebagai sumber daya air dalam menghadapi perubahan iklim.
Dalam rangka pelaksanaan kajian itu, pada Kamis, 29 Februari 2024, USAID Indonesia Urban Resilient Water, Sanitation, and Hygiene (@airsanitasi), bersama mitranya, melaksanakan Kick Off Meeting Kajian Kerentanan Sumber Daya Air terhadap Perubahan Iklim di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara (Water Resources-Climate Change Vulnerability Assessment (WRCCVA).
Kick Off Meeting ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan termasuk perangkat daerah Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, dan dibuka secara resmi oleh Walikota Pematangsiantar yang diwakili oleh Plh Sekretaris Daerah, Dra Happy Oikumenis Daely.
Kajian direncanakan akan dilakukan di DAS Bah Hapal dan Bah Bolon, dengan fokus wilayah kajian pada mata air dan kawasan imbuhannya dari titik pengambilan mata air ke hulu, yang dimanfaatkan oleh Perumda Air Minum Kota Pematangsiantar (Perumda Tirta Uli) dan PDAM Tirta Lihou milik Kabupaten Simalungun.
Hasil kajian nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk merumuskan dan mengembangkan rencana aksi konservasi DAS, dan rencana adaptasi perubahan iklim, sehingga keterjaminan pasokan air baku di kedua wilayah ini dapat terus berlangsung.
Melalui kegiatan Kick Off Meeting ini para peserta diberikan pengetahuan tentang perubahan iklim dan sumber daya air dan informasi, yang melingkupi maksud, tahapan, sasaran dan tujuan WRCCVA, serta awalan dari kegiatan WRCCVA agar dapat menghasilkan beberapa data, informasi, dokumen kajian, serta rekomendasi. (PR/nda)