Siantar — DPC Partai Gerindra Kota Pematangsiantar menggelar acara penyampaian visi misi bagi semua bakal calon (Balon) walikota dan wakil walikota yang mendaftar ke partai ini, Kamis (23/5/2024). Berbeda dengan Balon yang lain, Susanti sebagai Balon petahana, turut menyampaikan deretan bukti keberhasilan dari visi misi yang telah ia jalankan selama ini.
Bukti keberhasilan itu melingkupi semua aspek. Termasuk sosial, ekonomi, dan budaya. Dan banyak diantaranya yang berhubungan langsung dengan geliat hidup sehari-hari masyarakat.
Diantara yang dipaparkan Susanti di acara ini yakni Wifi Publik gratis yang sudah dapat diakses siapa saja di sebanyak 30 titik strategis di kota ini. Termasuk di pusat keramaian dan panti-panti asuhan. Juga CCTV pemantau yang dinilai telah berhasil menekan tindakan kriminal.
Susanti juga menyampaikan keberhasilannya dalam menekan tingkat pengangguran, dimana beberapa tahun lalu Siantar pernah viral karena menjadi kota dengan tingkat pengangguran tertinggi di Sumatera Utara.
Selain itu, statistik BPS kini juga telah menyatakan bahwa Siantar sebagai kota dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi se-Sumut, dan juga dengan angka harapan hidup tertinggi.
Kemudian selain master plan smart city yang telah ditetapkan kementerian, juga digitalisasi PBB dan pelayanan RSUD yang membaik, serta ditetapkannya salah satu rumah bersejarah di Jalan Vihara sebagai heritage budaya yang menjadi bukti inovasi pasar aspek seni dan budaya, Susanti juga menyampaikan bukti dimana kondisi Siantar yang kini telah dilirik oleh beberapa investor pemilik merk-merk terkenal.
Banyak bukti keberhasilan lainnya yang disampaikan Susanti dalam acara yang berdurasi sekitar 45 menit ini. Termasuk penanganan persoalan Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang telah menjadi masalah kota selama puluhan tahun, dan juga pengelolaan sampah yang segera menerapkan pengelolaan berbasis teknologi.
Beberapa hari sebelum acara ini digelar, Ketua DPC Partai Gerindra, Gusmiyadi, mengatakan acara penyampaian visi misi Balon ini digelar guna menggeser tradisi pembahasan politik pilkada yang selama ini cenderung membahas soal kemampuan uang para calon, menjadi ke soal bobot atau kualitas masing-masing calon.
Sayangnya saat ditanya berapa besar efek dari kualitas yang ditunjukkan para Balon di acara ini akan mempengaruhi penilaian DPP Partai Gerindra soal siapa yang akan diberi rekomendasi oleh partai, Gusmiyadi tidak memberi jawaban pasti. (nda)