Siantar — Salah seorang pedagang di Gedung II Lantai 3 Pasar Horas Kota Pematang Siantar mendatangi dan melabrak para pegawai PD Pasar Horas Jaya (PHJ) karena kiosnya disegel secara sepihak, Senin (11/10/2022). Pedagang ini merasa sangat kecewa, karena penyegelan itu dilakukan ditengah telah adanya kesepakatan antara dirinya PDPHJ untuk tidak dilakukan penyegelan.
Pedagang ini menceritakan, setelah mendapat Surat Peringatan dari PD PHJ atas keterlambatan pembayaran retribusi sebesar Rp 2,4 juta, dia telah membuat kesepakatan dengan pihak PDPHJ untuk tidak dilakukan penyegelan. Kesepakatan itu tercapai setelah dia langsung melakukan pembayaran pertama atas keterlambatan sebesar Rp 1 juta, sementara sisanya disepakati untuk dibayar secara dicicil sebesar Rp 100 ribu setiap minggu.
Namun, ditengah kesepakatan mencicil masih berjalan, pegawai PDPHJ ternyata datang lalu menyegel kiosnya. Dan ia merasa dihina oleh penyegelan itu sebab selain karena kesepakatan masih berjalan, penyegelan itu juga dilakukan saat kiosnya masih beraktifitas sehingga membuat pekerjanya trauma.
Keterlambatan pembayaran itu sendiri menurutnya bukanlah tindakan yang disengajanya. Tetapi, karena ketiadaan uang sebab nyaris tidak ada pembeli ke lantai 3 semenjak pandemi Covid terjadi
Ke salah satu ruangan kantor PD PHJ, pedagang ini lalu masuk dan melabrak para pegawai yang di kantor tersebut. Dan ia mencari orang-orang yang telah melakukan penyegelan terhadap kiosnya.
Di ruangan kantor ini, pedagang ini juga meracaukan manajemen PD PHJ dibawah kepemimpinan Plt Dirut Toga Sihite yang menurutnya juga telah menyebabkan penjualannya nyaris tidak ada. Sebab kondisi lantai 3 yang kini sangat sangat kotor, membuat tidak ada lagi pembeli yang datang ke tempat tersebut.
Pedagang ini datang tidak sendirian. Ia ditemani sejumlah pedagang lain yang bersimpati atas kondisinya.
Setelah terjadi perdebatan dan saling bentak dengan beberapa pegawai di ruangan itu, segel kiosnya pun akhirnya dibuka. Pembukaan segel itu dilakukan setelah ia terlebih dulu melunasi kekurangan pembayaran tersebut secara utuh.
Salah seorang pedagang yang ikut mendampingi, H Manurung, kepada wartawan mengatakan ia bersimpati terhadap pedagang yang disegel ini karena menurutnya kesulitan yang dialami pedagang ini benar adanya.
“Ini kejam sekali penyegelan yang dilakukan ibu Naibaho ini atas perintah Pak Sihite (Plt Dirut). Ibu Naibaho itu karyawannya itu.
Padahal hubungan yang baiknya selama ini antara pedagang dan karyawan, dan kami sering komunikasi, cuma mungkin ya karena Plt Dirut yang semena-mena menyuruh penyegelan tanpa mengedepankan solusi,” ujar pedagang yang menginginkan Toga Sihite mundur dari jabatannya ini.
Hal senada disampaikan pedagang lainnya yang bermarga Siahaan. Menurutnya, manajerial PD PHJ saat ini sangat buruk dimana selain kotor dan bau, saat ini juga semakin sering terjadi kemalingan sehingga pedagang merasa sudah tidak aman lagi.
“Pedagang nasi di Lantai 3 ini juga minggu yang lalu kebongkaran, koq. Hilang barang-barangnya, tabung elpji, dilaporkan ke PDPHJ juga, tidak direspon koq sama mereka, cuek aja,” ketusnya.
“Di depan sana pun gerbangnya sudah hilang. Itu jadi dibuat penutupnya (pagarnya) keranjang-keranjang sampah sama tali plastik Tak ada lagi keyamanan, manajemen apa ini. Pak Sihite mundur sajalah,” tandasnya.

[nda]