Siantar — Beberapa hari belakangan, di Kota Siantar, Sumatera Utara, terjadi adegan menggelikan antara Satpol PP dengan anak-anak remaja. Adegan bermula dari mulai seringnya anak-anak remaja berkerumun, pada siang hari, di Lapangan Adam Malik dan di Taman Bunga.
Satpol PP, dengan sudut pandang PPKM Mikro, melihat kerumunan itu sebagai tabiat yang bertentangan. Mereka pun selalu berusaha membubarkan sekitar seratusan remaja — yang sekitar dua pekan belakangan kerap berkerumun di dua landmark tersebut.
Namun, usaha membubarkan remaja itu ternyata tak lagi mudah. Dan acap malah menyajikan adegan yang justru menggelikan. Ketika para remaja diusir dari Taman Bunga, para remaja akan berlarian ke Lapangan Adam Malik. Ketika kemudian mereka juga diusir dari Lapangan Adam Malik, mereka ngacir balik ke Taman Bunga. Adegan ini berulang-ulang.
Satpol yang tampak kesal beberapa kali akhirnya membentak dan menangkap beberapa remaja. Namun hal itu tak membuat remaja yang lain jadi ciut. Seperti digerakkan hormon yang normalnya ada di tubuh manusia seusia mereka, yang menuntut mereka bergerak aktif, para remaja itu terus berlari, melompat, ke Lapangan Adam Malik, atau balik ke Taman Bunga. Mereka terlihat hanya ingin memastikan jarak aman dari tertangkap oleh Satpol PP.
Kepada isiantar, salah seorang dari remaja ini mengaku sudah merasa sangat bosan karena sudah lama tidak ke sekolah lagi. Mereka stres, tak ada aktifitas, tak ada interaksi. Karena itulah tiap siang mereka datang ke pusat kota, untuk beraktifitas, apapun itu aktifitasnya.
Remaja ini juga mengaku bahwa kebanyakan dari mereka tidak saling mengenal. Mereka hanya tahu bahwa yang datang ke tempat itu dikarenakan sudah bosan di rumah terus, tidak bersekolah, dan tak tahu mau melakukan apa.
Pedagang Dukung Satpol tapi Kasihan sama Remaja
Seorang pedagang yang sering berjualan di Taman Bunga, mengaku mendukung tindakan Satpol yang berusaha mengusir remaja-remaja tersebut. Meski ia tahu, pengusiran itu tidak berhasil.
Menurut amatannya, remaja-remaja tanggung, yang dia gelari sebagai anak-anak pecahan botol, cuma sembunyi sebentar lalu kembali lagi setelah Satpol PP pergi. Bahkan remaja-remaja itu justru menikmati atau seru-seruan dengan setiap kedatangan Satpol, dengan cara berlarian ke sana ke mari.
“Ini entah udah ‘anak pecahan botol’ dari mana-mana ini. Kayaknya bukan dari Siantar ini aja ini. Kemarin ada juga yang tawuran di situ,” katanya sambil menunjuk ke arah Lapangan Adam Malik.
Pedagang ini mengaku sangat tidak senang dengan tawuran, juga sangat tidak suka melihat remaja yang berkumpul-kumpul tapi tujuannya tidak jelas. Tapi, dia juga mengaku kasihan mengingat anaknya yang dia tinggal rumah, yang juga sudah lama tidak berkegiatan apa-apa semenjak aktifitas ke sekolah dihentikan.
[nda]
Baca juga:
PPKM Mikro Tak Serius, Munculkan Pesan Berbahaya bagi Generasi Muda
Bertahun Desakan Bongkar Tak Digubris, Tempat Ini jadi Sumber Rumor Perempuan Muda dan Narkoba