Siantar — Kondisi bisnis di Pasar Horas belakangan ini semakin memprihatinkan. Hal ini dinilai disebabkan oleh persoalan-persoalan serius pada aspek manajerial. Salah satunya, tidak kompetennya figur-figur yang selama ini menduduki jabatan Dewas Pengawas (Dewas) di PD Pasar Horas Jaya.
Dikarenakan hal itu, dua organisasi pedagang di Pasar Horas, yakni Persaudaraan Pedagang Pasar Bersatu (P3B) dan Aliansi pedagang Pasar tradisional (AP2T), meminta agar ke depan Walikota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, mengisi posisi Dewan Pengawas (Dewas) dari unsur pedagang Pasar Horas.
Permintaan itu disampaikan secara bersama-sama melalui konferensi pers yang digelar pada Rabu pagi (5/11/2025), di Kantor P3B, Gedung II lantai 3 Pasar Horas.
Ejon Osavon Siahaan, Wakil Ketua P3B, mengatakan, dari pengalaman mereka berinteraksi dengan figur-figur Dewas di PD PHJ selama ini, ditemukan bahwa para Dewas tersebut tidak memahami cara pasar tradisional bekerja. Sehingga, para Dewas itu juga tidak mengetahui bagaimana cara menjalankan tugasnya dalam mengawasi kinerja direksi.
Bahkan, komposisi Dewas yang terakhir, kata Ejon, terkesan sama sekali tidak mau berkomunikasi dengan pedagang.
“Karena beberapa surat yang kita kirimkan ke Dewas, surat audiensi, keluhan, dan lain-lain, sampai saat ini kita tidak pernah menerima balasan dari Dewas. Itu yang sangat mengecewakan buat kita pedagang,” ungkap Ejon.
Tidak hanya itu, upaya-upaya pedagang untuk bertemu langsung dengan pejabat Dewas juga tidak pernah berhasil, karena saat dikunjungi kantor Dewas lebih sering kosong.
Oleh karenanya P3B berharap agar posisi Dewas selanjutnya diisi dari unsur pedagang, yaitu figur yang memang merupakan pedagang di Pasar Horas.
“Harapan pedagang, kelak ke depan, Dewas boleh lah diwakilkan (diisi, red) oleh pedagang itu sendiri. Sehingga dia memiliki tanggung jawab secara emosional. Yang mengerti persoalan pasar dari A sampai Z. Yang nantinya dia boleh menjadi ujung tombak atau perlindungan kita, untuk menerima atau meng-atensi, atau menemukan solusi yang terbaik buat kita pedagang,” papar Ejon.
Hal senada turut disampaikan oleh Sekretaris AP2T, Ricky Marpaung.
Ricky mengatakan, di antara keresahan pedagang yang semakin meningkat belakangan ini, pihaknya merasa miris dengan Dewas yang terkesan tidak memahami tugas dan fungsinya di pasar yang merupakan entitas ikonik kota Siantar itu.
“Jadi kami tidak mengharapkan (lagi figur) seperti dewan-dewan pengawas yang sebelumnya. Yang hanya modal nama, yang tidak memahami dan tidak pernah turun langsung ke pedagang,” tukas Ricky.
Menurut AP2T, kata Ricky, jika Pasar Horas memiliki Dewas yang memahami persoalan dan manajerial pasar, kemajuan yang signifikan dapat terjadi di pasar tersebut.
“Ini untuk kepentingan keseluruhan pedagang, mudah-mudahan ditunjukkan jalan ada salah satu perwakilan (dari pedagang untuk posisi Dewas). Mudah-mudahan bisa didengarkan oleh pemerintah kota,” harapnya. (nda)




















