Siantar — Konsep pembangunan sektor pendidikan yang dijalankan Pemko menjadi hal yang paling dikoreksi Komisi II DPRD Siantar dalam rapat kerja dengan Dinas Pendidikan (Disdik), Kamis (14/11/2019). Konsep selama ini dinilai belum mengakomodir ruang apresiasi bagi siswa yang berhasil menorehkan prestasi.
Penilaian itu dilontarkan anggota komisi Hendra Pardede usai mengorek ganjaran apa saja yang pernah diberikan pemko kepada siswa-siswi yang berprestasi di kota ini. Karena diketahui, tiap tahunnya masih selalu ada pelajar yang menorehkan prestasi hingga tingkat nasional, yang tentu juga membanggakan bagi pemko dan masyarakat kota ini.
Dari hasil penggalian terhadap Kepala Disdik, Edy Nuah Saragih, di rapat tersebut, ditemukan bahwa pemko belum punya visi terhadap pelajar berprestasi. Selama ini yang ada cuma sekadar menyediakan biaya antar-jemput jika ada pelajar yang akan berkompetisi ke luar kota. Termasuk biaya untuk berfoto bersama dengan pejabat, bila juara, itupun dengan nominal yang terbatas.
“Berarti pemko tidak menghargai pelajar berprestasi,” kata Hendra Pardede di rapat itu.
Hendra menilai, di peradaban kini seharusnya pemko telah menerapkan pemberian reward atau ganjaran khusus bagi pelajar yang berprestasi. Contoh ideal semisal memberi beasiswa agar bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Konsep seperti itu diyakini Hendra akan sekaligus menjadi stimulus bagi pelajar lain untuk juga mengembangkan dirinya, agar juga berprestasi, sebagaimana esensi tujuan pendidikan.
Maka kata Hendra pemberian beasiswa bagi yang berprestasi di bidang sains, ataupun di bidang minat dan bakat, seperti yang telah berhasil menjadi anggota Paskibraka, sudah harus diterapkan.
Pandangan Hendra di rapat itu sekaligus menelanjangi atmosfir oposisi dari pandangan itu sendiri, yang tampaknya menjadi konsep yang dijalankan pemko selama ini. Selama ini, konsep pembangunan sektor pendidikan tampak cenderung memberi spot light atau sorotan terhadap siswa-siswi yang nakal. Itu terlihat dari skema anggaran yang lebih menonjolkan kegiatan untuk penertiban pelajar yang bolos. Mulai dari pembelian mobil untuk razia, serta item pendukung lainnya.
“Karena banyak prestasi-prestasi siswa di kota Pematangsiantar yang tidak dihargai pemerintah kota Pematangsiantar selama ini, saya berharap, pimpinan, di rapat yang terhormat ini, dimasukkan beasiswa bagi siswa yang berprestasi,” ujar Hendra kepada Ketua Komisi II, Rini Silalahi, yang memimpin rapat tersebut.
Hal senada disampaikan anggota Komisi II lainnya, Suhanto Pakpahan.
Suhanto, bahkan menilai sudah saatnya pemko meng-upgrade konsep sektor pendidikan agar siswa-siswi di kota ini dapat bertumbuh-kembang-dan-bermanfaat selaras dengan minat dan bakat yang dimiliki masing-masing siswa.
“Apalagi untuk program yang berhubungan dengan pengembangan minat dan bakat, ini perlu didasari pada keadaan psikologis dan kemampuan dari pribadi masing-masing siswa. Saya kira ini perlu juga untuk (mulai) dikaji pihak sekolah, karena kita tidak bisa memaksa burung untuk berenang dan ikan untuk terbang, kecuali dia ‘ikan terbang’,” ujar Suhanto.
Menurut Suhanto, sudah saatnya pemko memasukkan program pengkajian minat, bakat, dan passion setiap siswa atas ragam pilihan untuk berkontribusi terhadap pembangunan.
Kemudian, setiap siswa lalu dikembangkan sesuai minat dan potensi yang dimilikinya itu, yang mana konsep seperti ini bukanlah hal baru sebab telah banyak daerah yang sudah berhasil menerapkannya. [nda]
Baca juga:
Terkait Makanan Tambahan, Sejumlah Kepsek Diperiksa Jaksa
Pelajar Sejumlah Sekolah Menyerang Tamsis dalam Aksi Tawuran, Guru Ikut Diancam
Di Kawasan Orang Dewasa Banyak Poster Larangan Merokok, Di Hadapan Sekolah Dasar Ada Ikan Rokok