Siantar — Daulat Sihombing, SH, MH, Advokat dan Pegiat Ornop yang juga senioren GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia menyampaikan warning atau wanti-wanti agar para peserta pada Kofercab PIKI (Konferensi Cabang Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia) Kota Pematang Siantar, yang rencananya akan digelar hari Sabtu, 11 Maret 2023, di Menza Universitas Nommensen Pematangsiantar, benar- benar berkomitmen memilih Ketua yang tepat dan layak.
Warning tersebut dianggap penting untuk digaungkan mengingat profil Ketua PIKI memiliki karakteristik tersendiri; selain tingkat intelektual yang memadai, tetapi yang lebih penting lagi memiliki trusting publik diatas rata- rata. Daulat sendiri adalah salah satu delegasi PIKI Siantar – Simalungun yang ikut pada Kongres PIKI di Cisarua Bogor, Jawa Barat, tahun 1993.
Konon, kata Daulat, saat ini ada oknum tertentu yang sedang melancarkan gerpol (gerilia politik) hanya untuk sekedar ambisi merebut jabatan Ketua PIKI Siantar – Simalungun padahal figurnya sangat tidak layak dan tidak pantas untuk menjadi Ketua PIKI. Selain intelektualitasnya yang tidak memadai, trusting publiknya di level buruk, dan yang bersangkutan juga tidak memiliki kedekatan apalagi hubungan historis dengan organisasi PIKI maupun organisasi lainnya yang mendirikan PIKI.
Menurutnya, adalah penting untuk menyampaikan peringatan dini ini mengingat informasi yang ia peroleh menyebut bahwa oknum yang juga sedang tersandera oleh proses hukum atas laporan dugaan tindak pidana tersebut tengah menggalang lobby melalui kontak- kontak pribadi maupun chat-chat WA untuk meminta dukungan dari sejumlah tokoh PIKI menjadi Ketua PIKI. Memang, diakuinya upaya lobby diakuinya adalah hal lumrah untuk dilakukan. Namun, mengingat PIKI bukanlah organisasi politik melainkan organisasi “gerakan moral”, Daulat merasa perlu mengingatkan agar kader- kader PIKI tetap kontrol secara “on the track”.
Di sisi lain, menurut mantan Hakim Adhoc pada Pengadilan Negeri Medan ini, sebenarnya adalah sangat mudah bagi warga PIKI Kota Pematangsiantar untuk mengidentifikasi sosok yang paling tepat menjadi Ketua PIKI Kota Pematangsiantar — semudah mengidentifikasi sosok yang tidak tepat dan tidak layak untuk memimpin PIKI;
Pertama, kata dia, seseorang opportunistik alias kutu loncat yang hanya mencari keuntungan dalam kesempatan, seperti “hari ini berbaju partai P kemudian berganti baju menjadi partai H dan berganti baju lagi menjadi partai D hanya demi mendapatkan keuntungan, tidak layak memimpin PIKI. Kedua, seseorang yang sedang Terlapor dan dalam proses penyelidikan/ penyidikan di kepolisian dalam dugaan tindak pidana korupsi, sehingga PIKI berpotensi dijadikan “perisai”, tidak layak memimpim PIKI.
Ketiga, seseorang yang memiliki rekam jejak pernah menjadi direksi salah satu BUMD, namun namun justru melahirkan kesengsaraan dan penderitaan bagi ratusan karyawan karena gaji/ upahnya tidak dibayar namun sebaliknya malah mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk memperkaya diri, tidak layak memimpin PIKI.
Keempat, seseorang yang tidak memiliki : integritas (tidak sama perkataan dengan perbuatan/ tindakan), akuntabilitas (tidak bertanggungjawab untuk memikul tugas sdengan segala konsekuensinya) serta komitmen (tidak setia dengan janji/ mudah berjanji mudah mengingkari), tidak layak memimpin PIKI.
Kelima, seseorang yang pernah memiliki kekuasaan remunetarif (kekuasaan membagi pekerjaan/ jabatan), namun ia tidak mampu menggunakan amanah itu untuk memproteksi “domba- domba” dari serbuan serigala, tidak layak memimpin PIKI. [PR/nda]